Menyusun Pengamatan Sebaran Spasial Keragaman Jenis Anemon Laut di Zonasi Perairan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Oleh: Syainullah Wahana, S.Pi
Jumat, 21 November 2014
Kota Makassar, Indonesia
Indonesia memiliki banyak potensi sumberdaya pesisir dan laut dibandingkan dengan Negara lain karena wilayahnya yang mempunyai keanekaragaman tertinggi di dunia, Menurut Supriharyono (2009) ekosistem sumberdaya perairan laut di wilayah pesisir diketahui sangat produktif. Salah satu sumberdaya laut yang telah ada dan selalu di manfaatkan sebagaian masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil adalah anemon laut, karena merupakan salah satu komoditi perairan laut yang memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang sangat penting.
Anemon laut merupakan salah satu kelompok biota air laut yang biasa di temukan di daerah perairan laut tropis. Dunn (1981) menyatakan bahwa bangsa Actinaria telah ditemukan dan tersebar di perairan Indonesia sebanyak 10 jenis yang berdasarkan habitat dan kedalamannya. Secara umum biota tersebut biasa tersebar disekitar ekosistem terumbu karang, daerah berpasir, dan ada pula yang tersebar di sekitar ekosistem padang lamun. Biota ini pula biasanya sangat di sukai sebagai bahan makanan, terutama di luar negeri antara lain Prancis, Jepang, Korea, dan Kepulauan Pasifik Bagian Timur (Rifa’i, 2009).
Pengan, et.al. (2012) menyatakan bahwa sebagai suatu habitat, terumbu karang merupakan kawasan yang kompleks, dimana banyak dihuni oleh berbagai biota seperti colenterata (jenis-jenis karang batu, karang lunak, dan anemon), krustasea (udang-udangan dan kepiting), echonodermata (jenis-jenis lilia laut, bulu babi, ketimun laut), moluska, alga, sponges, dan berbagai jenis ikan (termasuk ikan anemon). Yasir et.al. (2010) menyatakan yaitu salah satu jenis ikan karang yang hidup di daerah terumbu karang adalah ikan-ikan dari familia Pomacentridae, subfamilia Amphiprioninae. Selanjutnya menyatakan bahwa, semua ikan dalam subfamilia Amphiprioninae hidup bersimbiosis dengan anemon laut (Dunn, 1981; Fautin, 1991). dalam hubungan simbiosis mutualisme (Fautin dan Allen, 1992) sehingga kelompok ikan ini juga dikenal sebagai ikan anemon (anemon fish). Nilai ekonomis penting dari anemon laut adalah dapat dijadikan sebagai hewan pelengkap pengisi akuarium air laut yang menyerupai bunga dan biasa di tempati oleh ikan Amphiprion untuk sebagai tempat tinggalnya. Menurut Allen (1974), anemon menjadi tempat hidup bersama bagi 26 jenis ikan hias Amphiprion termasuk 1 jenis Premas biaculeatus. Anemon laut dan ikan Amphiprion akan hidup dan tumbuh dengan apabila hidup bersama-sama, tetapi apabila hidup sendiri-sendiri tanpa simbiosis mutualisme maka salah satu atau keduanya akan terganggu pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya (Allen 1975; Randall et.al., 1990). Maka dari itu semua ikan anemon hidup bersimbiosis mutualisme dengan anemon tertentu (Allen, 1991 dalam Yasir et.al., 2010). Wahana (2010) dalam penelitiannya di lapangan telah menemukan anemon laut bersama ikan anemon simbionnya bukan saja hanya di kawasan terumbu karang namun juga ditemukan pada hamparan luas padang lamun perairan yang kaya akan produktifitas perairannya. Pemanfaatan sumberdaya non ikan seperti Anemon laut yang tidak dibarengi dengan upaya pengawasan dan pelestarian, serta adanya aktifitas yang mencemari laut oleh masyarakat sekitar menyebabkan adanya tekanan terhadap populasi dan habitat Biota Anemon laut di alam. Anemon laut merupakan potensi daerah yang bisa menjadi ikon wisata bahari di perairan spermonde. Sehingga dari hasil penelitian di wilayah habitat anemon laut nantinya bisa dapat menjadi panduan dalam strategi pengelolaan sumberdaya anemon laut di dalam perairan Spermonde. Namun, belum sangat diperhatikan dan di kelolah secara maksimal oleh pemerintah daerah. Hasil penelitian juga nantinya dapat berguna bagi peneliti-peneliti anemon laut selanjutnya sebagai informasi ilmiah.
Perairan Spermonde (Sulawesi Selatan, Indonesia) (Gambar 3). Terdiri dari sekitar 150 pulau dan terletak di ujung barat daya Sulawesi di pusat keanekaragaman hayati laut, yang disebut '' Coral Triangle' (Hawis et.al., 2014). Selanjutnya menyatakan bahwa Kepulauan ini dipengaruhi oleh Indonesia Through Flow (ITF) yaitu aliran perairan yang saat ini sangat kuat, yang menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia. Berpotensi meningkatkan penyebaran organisme laut di Kepulauan Spermonde, meskipun interaksi antara proses oseanografi dan perilaku larva dapat memungkinkan larva untuk tinggal dekat dengan beberapa dari populasi mereka. Penduduk Indonesia, sekitar 50.000 orang tinggal di Kepulauan Spermode dan sumberdaya terumbu karang merupakan bagian penting dari mata pencaharian mereka (Hawis et.al., 2014). Oleh karena itu, terumbu ini di bawah ancaman dari berbagai kegiatan antropogenik, termasuk praktek penangkapan ikan yang merusak habitat populasi organisme perairan di Kepulauan Spermonde. Kurangnya informasi mengenai berbagai sebaran keragaman jenis, maraknya ekploitasi jenis organisme untuk diperdagangkan, dan kondisi populasi organisme yang berada di habitat alami pada setiap zonasi perairan Kepulauan Spermonde khususnya biota anemon laut, kini lingkungannya makin tercemar dan rusak akibat kegiatan antropogenik.
Penelitian ilmiah mengenai analisis penyebaran organisme sangat penting untuk mengetahui tingkat pengelompokan dari individu yang dapat memberikan dampak terhadap populasi dari rata-rata per unit area dan menjelaskan faktor-faktor yang berperan dalam suatu kasus (Rani, 2014). Alasan ini untuk mengetahui pola-pola tersebut yang dapat membantu dalam mengambil keputusan tentang metode apa yang akan digunakan untuk mengestimasi kepadatan atau kelimpahan suatu populasi (Krebs, 1989). Di masa sekarang pemetaan dan model spasial dengan teknologi penginderaan jauh (Inderaja) semakin berkembang melalui kehadiran berbagai system satelit dengan berbagai misi dan teknologi sensor, untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek, daerah atau fenomena yang sedang di kaji (Liffesand and Keifer, 1994; Zakariah, 2009; dalam Susiana, 2014). Mengingat akan pentingnya suatu sebaran spasial populasi Anemon Laut, maka dalam penelitian ini akan melakukan pengukuran dan analisis dalam penentuan pola sebaran spasial keragaman jenis Anemon laut di perairan Spermonde pada berbagai zonasi dari beberapa pulau yang telah di pilih sesuai penilaian indikator kriteria ilmiah peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menelaah sebaran populasi berdasarkan zonasi dan karakteristik habitat anemon laut di perairan Kepulauan Spermonde
2. Mengkaji potensi keragaman jenis anemon laut berdasarkan zonasi perairan Kepulauan Spermonde
Manfaat dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi mengenai status anemon laut di berbagai zonasi habitat dasar perairan Spermonde, yang dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan sumberdaya anemon laut di perairan Indonesia nantinya. Agar keberadaannya dapat terus berlangsung dan dapat bernilai ekonomis, berkelanjutan sebagai penambah pendapatan masyarakat nelayan yang berada di perairan Spermonde.
Gambar:
Peta Lokasi Penelitian di Perairan Spermonde, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Peta Lokasi Penelitian di Perairan Spermonde, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar